Jumat, 31 Januari 2014

Budidaya bengkuang secara organik

bengkuang

Bengkoang dikenal sebagai tanaman yang bisa memutihkan kulit. Selain digunakan sebagai bahan dasar kosmetika, bengkoang juga seringkali dijadikan sebagai bahan kombinasi buah dalam rujak. Bengkuang ternyata juga memiliki khasiat sebagai obat. Kegunaan bengkuang antara lain untuk mengatasi penyakit kulit, diabetes, demam, eksim, sariawan, dan wasir. Budidaya bengkoang cocok dilakukan didataran rendah dengan curah hujan yang rendah-sedang. Tanaman bengkoang ini memiliki umur 120 hari. Budidayanya terbilang unik karena untuk mendapatkan buah yang bagus petani harus rajin menggunting daun dan bunganya.

Pengolahan lahan
Pengolahan lahan diawal penanaman tidak berbeda jauh dengan pengolahan ubi, bedanya, jika pada ubi tanah bisa dibiarkan 1-2 hari sebelum ditanami oleh bibit, maka pada tanaman bengkoang akan lebih bagus apabila dilakukan penanaman bibit sesaat setelah pembuatan bedengan dilakukan, hal ini mencegah timbulnya gulma pada saat tunas bengkoang muncul.

Penanaman
Sama halnya dengan ubi, pada bengkoang terdapat dua jenis bibit, pertama bibit yang berasal dari pemilihan dari tanaman sengaja dibibitkan pada waktu penanaman bengkoang, dan yang kedua bibit yang berasal dari ipukan. Bibit ipukan biasanya memiliki kualitas yang lebih bagus. Sama halnya dengan ipukan ubi, ipukan bengkoang dibuat dengan menanam umbi bengkoang yang sudah bertunas dan membiarkannya hingga tanaman tersebut berbiji sampai tua. Setelah tua, jangan dulu mengupas cangkang bijinya, namun biarkan biji tetap pada cangkangnya. Hal ini supaya umur benih bisa lebih lama.

Jika benih masih berada dalam cangkangnya, biasanya benih bertahan hingga umur 0,5- 1tahun. Penggunaan bibit bengkoang lebih bagus menggunakan bibit yang baru. Biasanya untuk satu bedengan diperlukan 0,5 liter benih bengkoang yang ditanam dengan cara diaseuk yakni menugal tanah dan memasukkan kedalamnya masing-masing satu benih. Jarak tanam bengkoang biasanya 25 x 20 cm. Penyiraman setelah penanaman dilakukan secara kondisional saja tergantung dengan kondisi tanah.

Perawatan
Sama halnya dengan ubi, bengkoang juga termasuk tanaman yang tahan kekeringan. Namun jika terjadi kekeringan, maka perlu dilakukan poenyiraman secukupnya. Perlu diingat penyiraman jangan dilakukan setengah basah, hal ini akan membuat tanaman mati dan layu. Ketika tanaman berumur 2 MST biasanya batangnya sudah tumbuh dan mulai menjalar, pada umur ini bisa dilakukan penyiangan tergantung kondisi dilahan. Pada saat ini juga dilakuakn penyulaman jika ada tanaman bengkoang yang tidak tumbuh, namun penyulamannya tidak dengan bengkoang lagi, namun menggunakan kacang tanah.

Hal ini dikarenakan umurnya sudah terlalu jauh antara tanaman penyulam dengan tanaman bengkoang yang sudah ditanam sebelumnya. Umur 3 MST lakukan pemupukan dengan kompos kering ataupun sekam ayam. 1 Bedengan bengkoang bisanya emmbutuhkan sekitar 20 kg kompos kering atau sekam ayam. Pada umur 1 bulan mulai lakukan proses pengguntingan pucuk daun pada semua tanaman yang ada.

Biasanya setelah penguntingan pertama akan muncul banyak tunas baru. Hal ini akan menambah waktu pada proses pengguntingan yang kedua. Pengguntingan kedua dilakan ketika bengkoang berumur 2 bulan. Lakukan penggguntingan pucuk dan bunga. Pengguntingan dilakukan apabila minimal 80% bunga telah mekar, karena apabila pengguntingan dilakukan pada saat bunga belum mekar maka umbi bengkoang yang terbentuk tidak akan bulat membesar, namu akan seperti wortel yakni kecil dan memanjang. Pada waktu pengguntinga kedua ini, pilihlah 10-20 tanaman dalam satu bedeng yang akan dijadikan bibit.

Untuk tanaman yang akan dijadikan bibit ini, jangan dilakukan pengguntingan bunganya, tapi biarkan supaya bunganya menghasilkan biji. Pada umur 3,5 bulan, lakukan pengguntingan ketiga pada tanaman yang tidak akan dijadikan benih. Gunting semua bunga dan daun muda termasuk bunga yang ada diketiak-ketiak daun, jangan samapi terlewat. Biasanya setela pemotongan ketiga ini, perkembangan umbi terjadi sangat cepat. Untuk hama dan penyakit, di wilayah pusdiklat SPI tidak pernah dijumpai hama atau penyakit yang menyerang bengkoang, kalaupun ada seperti kumbang dan tungan, bisa ditangani dengan cara manual . Pengendalian lebih lanjut dengan cara rotasi tanaman.

Panen
Bengkoang bisa dipanen pada umur 4 bulan dengan cara dicabut atau digali. Apabila perwatannya baik, biasanya dalam 1 bedengan bisa dihasilkan 30-35 kg bengkoang. Setelah dipanen, biasanya bengkoang di pack ataupun dimasukkan karung untuk dijual ke pasar .

comments

Tidak ada komentar: